
Merebaknya cerita mengenai perburuan harta karun memang kerap membawa angan kita ke suatu gambaran imperium zaman dahulu kala dengan kemegahan sebuah istana yang penuh dengan kekayaan emas, intan, dan permata yang tak ternilai di dalamnya. Hingga hancurnya kerajaan dan bangunan istana itu termakan persengketaan dan ketuaan peradaban dari zaman ke zamannya.
Dimulai dari istana Nabiyullah Sulaiman as, lalu istana Fir'aun hingga sampai ke suatu peradaban yang disebut dengan istilah sejarah. Dimulai dari istana Majapahit, Kediri, Padjajaran, Blambangan, Sriwijaya, serta beberapa istana lainnya yang konon katanya, ratusan ton emas murni tercerai berai dalam suatu timbunan perut bumi, seiring dengan runtuhnya bangunan istana yang penuh akan makna sejarah itu sendiri.
Dalam suatu kajian mistis, keberadaan harta karun dalam waduk perut bumi, diyakini telah tertutup fenomena gaib yang menyelimutinya. Semua itu diakibatkan dari suatu pancaran akan aura ribuan para lelembut yang menjaganya.
Siapapun boleh mengambil harta karun yang terselubung dalam suatu perut bumi selagi mereka mampu menariknya. Namun tentu saja harus waspada juga terhadap makhluk gaib yang menjaganya. Sebagai contoh, sebagian besar harta karun yang terpendam dalam perut bumi Pulau Jawa telah dikuasai Abdul Jumud dari pantai selatan.
Siapapun yang dianggap tak memenuhi syarat, maka penarikan suatu batangan emas serta pernak-pernik dari kekayaan istana zaman dahulu, menjadikannya batangan tak bermutu dengan kata lain akan selalu jadi kuningan sari adanya.. Hal inilah yang sering terjadi. Mengapa ini terjadi..???
Berdasarkan suatu kedekatan serta banyaknya sindiran yang disampaikan secara simbolis dari mulut sang Ratu Pantai Selatan, maka suatu ketika dia pernah berujar : "Hartaku, amanatNya, yang tak pernah kuberikan pada para manusia yang mempunyai hati dua, pikiran dua, dan berbadan dua, yang nantinya membawaku ke jalan murkaNya. Tapi akan aku berikan hartaku pada manusia bumi yang punya hati satu, akal satu, dan badan satu, karena hanya mereka akan dapat jalan pahala menuju ampunanNya."
Makna yang dimaksud dari kata simbolis Ibu Ratu Pantai Selatan sebagai berikut :
Adapun bentuknya suatu penarikan atau penyedotan yang berujung kuningan sari, terjadi karena dua faktor, yakni :
Sedangkan suatu penarikan yang membawa keberhasilan emas murni, terjadi karena dua faktor pula, yakni :
Di antara ilmu penarikan harta karun dari Ratu Pantai Selatan adalah sebagai berikut :
Seniatku nganggo ajiku
Wali songo bedah bumi, nunggul ratu
dalam Girdoh galih tumae, alam ratu sarat
Kewajibanku moncol, karunia bisor
Bisa kudu bisa jagat sewedi panolong kaula
Tata cara lelakunya :
Dimulai dari istana Nabiyullah Sulaiman as, lalu istana Fir'aun hingga sampai ke suatu peradaban yang disebut dengan istilah sejarah. Dimulai dari istana Majapahit, Kediri, Padjajaran, Blambangan, Sriwijaya, serta beberapa istana lainnya yang konon katanya, ratusan ton emas murni tercerai berai dalam suatu timbunan perut bumi, seiring dengan runtuhnya bangunan istana yang penuh akan makna sejarah itu sendiri.
Dalam suatu kajian mistis, keberadaan harta karun dalam waduk perut bumi, diyakini telah tertutup fenomena gaib yang menyelimutinya. Semua itu diakibatkan dari suatu pancaran akan aura ribuan para lelembut yang menjaganya.
Siapapun boleh mengambil harta karun yang terselubung dalam suatu perut bumi selagi mereka mampu menariknya. Namun tentu saja harus waspada juga terhadap makhluk gaib yang menjaganya. Sebagai contoh, sebagian besar harta karun yang terpendam dalam perut bumi Pulau Jawa telah dikuasai Abdul Jumud dari pantai selatan.
Siapapun yang dianggap tak memenuhi syarat, maka penarikan suatu batangan emas serta pernak-pernik dari kekayaan istana zaman dahulu, menjadikannya batangan tak bermutu dengan kata lain akan selalu jadi kuningan sari adanya.. Hal inilah yang sering terjadi. Mengapa ini terjadi..???
Berdasarkan suatu kedekatan serta banyaknya sindiran yang disampaikan secara simbolis dari mulut sang Ratu Pantai Selatan, maka suatu ketika dia pernah berujar : "Hartaku, amanatNya, yang tak pernah kuberikan pada para manusia yang mempunyai hati dua, pikiran dua, dan berbadan dua, yang nantinya membawaku ke jalan murkaNya. Tapi akan aku berikan hartaku pada manusia bumi yang punya hati satu, akal satu, dan badan satu, karena hanya mereka akan dapat jalan pahala menuju ampunanNya."
Makna yang dimaksud dari kata simbolis Ibu Ratu Pantai Selatan sebagai berikut :
Adapun bentuknya suatu penarikan atau penyedotan yang berujung kuningan sari, terjadi karena dua faktor, yakni :
- Kurangnya suatu tirakat, dan hanya ingin hasilnya saja.
- Kebohongan diri, yang diartikan dengan istilah kebajikan dengan arti kata suatu penarikan yang diartikan dana ummat, pembuatan pesantren, pembangunan masjid, perekrut yatim-piatu, dan lain-lain. Namun dari sisi lain, suatu hayalan tinggi untuk memperkaya diri sendiri, menjadi niat yang sesungguhnya.
Sedangkan suatu penarikan yang membawa keberhasilan emas murni, terjadi karena dua faktor pula, yakni :
- Suatu keyakinan lahiriah serta batiniah menyatu menjadi satu dalam suatu eksistensi ikhlas.
- Dalam menjalani arti penarikan suatu amanat, terlebih dahulu membawanya dari para ahli gaib, sebagai individu suatu kepercayaan tanpa melibatkan orang banyak di dalamnya.
Di antara ilmu penarikan harta karun dari Ratu Pantai Selatan adalah sebagai berikut :
Seniatku nganggo ajiku
Wali songo bedah bumi, nunggul ratu
dalam Girdoh galih tumae, alam ratu sarat
Kewajibanku moncol, karunia bisor
Bisa kudu bisa jagat sewedi panolong kaula
Tata cara lelakunya :
- Puasa lepas tiga hari berturut-turut (tanpa makan, minum, tidur)
- Baca amalan di atas, setiap jam 1 dini hari 41x
- Setiap akan meritualkan amalan di atas, siapkan sesajen berupa kembang 7 rupa, 5 pisang raja, dan bakar buhur suthon
- Permulaan amaliyah, pada malam Jum'at Kliwon